RSS

Fidyah

05 Aug

Marhaban ya Ramadhan..Bulan penuh berkah tlah tiba, syg aq masi dlm kondisi nifas, n keadaanq yg lg jd buteki (ibu neteki..hehehe) membwtq g bisa puasa full seperti d taun2 sblmnya..
Tp Alhamdulillah..Islam memudahkan aq..dengan membayar fidyah skilo beras k anak yatim yg bnr2 g mampu stiap harinya. Aq berharap smoga ALLAH SWT memberiq nilai ibadah meski aq blm bisa berpuasa dibulan suci ne. amin
Berikut sdikit info yg aq tw tentang fidyah..smoga bermanfaat.

Di antara udzur-udzur yang diperbolehkan meninggalkan puasa adalah mengandung dan menyusui. Nabi Muhammad saw mengatakan: “Sesungguhnya Allah meletakkan dari seorang musafir [kewajiban] puasa dan ‘setengahnya’ shalat, dan dari ibu hamil dan ibu menyusui [kewajiban] puasa.”

Pendapat yang dhaif, dipelopori oleh Hanafiyah, menyatakan tidak diwajibkannya membayar fidyah kepada ibu hamil dan ibu menyusui. Mereka hanya berkewajiban mengqadha puasanya. Sementara pendapat jumhur menyatakan kewajiban mengqadha dan membayar fidyah, “satu mud” bahan makanan pokok [beras, bukan nasi] untuk setiap hari meninggalkan puasa.

Kewajiban membayar fidyah ini apabila meninggalkan puasa demi keselamatan balita, sedangkan bila meninggalkan puasa demi keselamatan diri sendiri atau beserta keselamatan balita, maka tidak diwajibkan membayar fidyah.

Apabila Ramadhan tahun lalu meninggalkan puasa karena hamil, kemudian tahun depan meninggalkan puasa karena menyusui, maka masing-masing kasus meninggalkan puasa mempunyai konsekuensi hukum tersendiri. Yakni satu mud bahan makan pokok untuk setiap hari meninggalkan puasa.

Adapun waktu pembayaran fidyah adalah seumur hidup. Tidak ada keharusan membayar dalam satu putaran Ramadhan. Namun yang lebih utama adalah mempercepat pembayaran fidyah, terutama dalam bulam Ramadhan, karena keberkahannya. Menurut madzhab Hanbaliyah, pembayaran fidyah harus dilakukan segera.

Catatan: 1 mud = 675 gram atau 0,688 liter.

 

Tags:

Leave a comment